Kunjungan ke Kota Palembang

Palembang adalah sebuah kota di Pulau Sumatera yang dibelah dua oleh Sungai Musi, sisi Ulu dan sisi Ilir. Keadaan geografis ini telah menjadikan sistem transportasi air sebagai bagian dari kehidupan masyarakat sehari-hari. Di sepanjang kedua tepi sungai Musi dulu ada tempat tinggal rakit yang ditambatkan, yang disebut Rakit, beberapa di antaranya berfungsi sebagai toko. Rumah-rumah di sepanjang tepi sungai berdiri menghadap air dan dibangun di atas panggung. Karena orientasinya ke arah sungai, kota ini memiliki profil memanjang di kedua sisi dan tidak membentang jauh ke pedalaman.

Venezia Timur yang terletak di jalur perdagangan penting antara India dan Cina sejak zaman dahulu telah menentukan karakter Palembang sebagai kota pelabuhan. Kini kedua sisi kota itu dihubungkan oleh satu jembatan besar, AMPERA, yang merupakan kependekan dari Amanat Penderitaan Rakyat, untuk informasi sejarah lebih lengkapnya di sejarahpedia.

Berkunjung ke Palembang berarti Anda bisa memanjakan diri dengan pempek kue ikan yang lezat, karena Anda dapat menemukan jenis makanan ini di mana-mana, dari pedagang kaki lima hingga restoran mewah. Peninggalan kejayaan Kerajaan Sri Wijaya juga dapat Anda lihat di Museum Sultan Mahmud Badaruddin II yang terletak di tepi Sungai Musi.

Di dekat Museum, Anda dapat melihat sebuah bangunan bernama Benteng Kuto Besak, yang dulunya merupakan kediaman raja-raja Sri Wijaya pada abad ke-18. Dari kawasan Museum, lanjutkan perjalanan Anda dengan berjalan kaki ke Masjid Agung. Sebuah bukti arsitektural akulturasi budaya Tionghoa, asli Palembang dan modern secara harmonis. Dibangun pada tahun 1738, masjid terbesar di Indonesia saat itu terus dibangun dan direnovasi. Renovasi terakhir pada tahun 2000 telah memberikan sentuhan gaya abad 21 pada masjid unik ini, untuk sejarah palembang yang selengkapnya di sejarah kota palembang.

Satu hal yang tidak boleh Anda lewatkan ketika mengunjungi Palembang adalah melihat orang-orang menenun Songket, sarung tradisional Palembang. Naik becak ke Jl. Ki Gede Ing Suro, dalam perjalanan, Anda bisa melihat beberapa rumah adat Palembang, rumah limas, dengan bentuk atapnya yang unik. Anda dapat meminta sopir becak untuk menunggu Anda saat Anda melihat-lihat rumah tenun di sepanjang jalan. Anda juga bisa membeli sarung yang Anda suka. Saat Anda menawar barang yang diinginkan, ingatlah bahwa satu sarung membutuhkan satu bulan penuh untuk menyelesaikannya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menikmati Bawah Laut Karimun Jawa: Menyelam dalam Kecantikan Alam yang Luar Biasa

Pajak Properti Vs Pajak Real Estat

Strategi Pengendalian Rayap Kayu Basah (Wetwood Termites)